THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 07 Februari 2011

kita punya kesempatan untuk memilih...


Tak begitu jelas aku mengingat isi dari sms dari saudaraku yang aku sangat cintai karena Allah, yang aku ingat hanyalah kalimat terkahir dari SMSnya yang mengatakan “Sesungguhnya Allahlah yang membolak-balikan hati”.
Ya sms itu yang aku dapat sesampai aku dirumah setelah mengunjungi dirinya, Aku mengunjunginya karena ku dapat kabar bahwa ia sedang ngambek.
Ya NGAMBEK, saudaraku yang satu ini memang terkenal sangat mudah ngambek, semua yang ia inginkan harus terlaksana “diamah kalo dah bilang iya harus iya”. Dia sendiri mengakui sifat negative yang dimikinya namun ia merasa tidak dapat berubah  karena sudah menjadi karakter dirinya.
Cukup lama aku berbincang-bincang dengan dirinya perihal alAsan kenapa ia ngambek, aku  mengingatkan tekad ia yang ingin berubah dan memberitahu bahwa banyak orang-orang yang sayang dengannya harus sedih dan merasa bersalah atas dirinya yang  sedang ngambek walaupun pada dasarnya mereka tidak ada yang harus disalahkan atas ngambeknya saudaraku ini.

Aku hanya membalas smsnya “bukankah Allah tidak akan merubah suatu kaum sebelumkaum tersebut  merubahnya”, dan tidak ada pembahasan lebih lanjut tentang masalah ini, kusudahi karena malam telah larut mungkin disana ia sudah tertidur karena ia tidak membalasnya lagi, dan akupun disini sudah teramat ngantuk .
JJJ

Akupun  bingung tetntang makna pilihan , pasti kita sama-sama tahu bahwa Allah yang maha berkehendak  sangat mudah bagiNya untuk mebolak balikan hati, namun kita juga sama-sama tahu jika Aallah tidaka kan merubah sauatu kaum sampai mereka merubahnya. Jadi rasanya kurang pantas ketika kita melakukan kesalahan kita hanya berpegangan bahwa Allahlah yang membolak balikan hati kita.
 Sedikit kebingungan saya terjawab ketika membaca majalah sabili yang berjudul “pilih apa yang bias kita pilih dan cintai apa yang harus kita jalani” dan pada  kajian utamanya yang berjudul “PEMABUK ITU KELIRU MEMAHAMI PILIHAN
Diawali dengan syiroh pendek pada zaman kekhalifahan sayyidina Umar binKHattab

Ddeorang laki-laki di bawa ke hadapan sayyidina Umar, ia dalam keadaan mabuk
“tegakkan hukuman untuknya” perintah sayyidina umar kepada para pembantunya.
 Akan tetapi lelaki itu menjawab “demi Allah hai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah telah menakdirkan ini atas diriku.”
Umar menjawab, ditunjukan untuk para pembantunya “berikan dia hukuman dua kali. Hukuman pertama karena ia telah minum khamar, dan hukuman yang kedua karena ia telah menghina Allah”

Lelaki itu benar-benar keliru memahami arti sebuah pilihan, ia tidak bias membedakan , mana yang bisa ia memilih dan mana yang harus menjalankan.
Pilihan adalah sesuatu yng dapat dengan merdeka kita jalani atau tidak  atau kita ambil atau tidak, sedang apa yang tinggal kita menerimanya adalah sesuatu dimana kita tidak dapat turut dalam menetapkannya seperti apa yang telah melekat dalam takdir penciptaan kita, misalna kita lahir sebagai anak siapa.

Lelaki pemabuk itu menuduhkan kesalahan pribadinya kepada apa yang dia anggap sebagai wilayah tanpa pilihan, nah mungkin ini juga yang dirasa oleh saudaraku tadi yang kusebutdi atas mungkin ia merasa sifat ambekannya itu sudah menjadi ketetapan Allah.
Memang ada ktetapan Allah yang tidak bisa kita pilih amun untuk prilaku baik atau buruk, mabuk atau tidak mabuk, marah atau tidak marah, ngambek atau tidak ngambek kita memiliki peluang utuk memilih, melakukannya atau tidak.

Dalam menjalankan kehidupan kita sebagai manusia memang terdiri atas pilihan-pilihan mau tidak mau kita menjalani hidup ini diatas pilihan-pilihan yang telah kita mabil atau pilihan orang lain sebagai penyambung pilihan kita, maka kita harus cerdas memilih jagan sampai kesempatan yang kita miliki untuk memilih menjadi peluang untuk kita tergelincir. Maka problem kita sesudah itu bukan pada kebiasaa memilih bukan pula pada kesempatan memilih atau juga ketersediaa pilihan. Bukan.

Memilih adalah soal kemampuan bukan kesempatan memilih adalah soal kemauan bukan ketersediaan, karena Allah telah banayk menyediakan banya pilihan, puluhan, ratusan, bahkan ribuan bahkan jutaan , namun yang jadi masalah apakah kita memilih dan apakah degan benar pula kita menyikapi apa yang telah kita pilih.

0 komentar: